Dinas Pengairan Tekan Kemiskinan dengan Program Padat Karya

$rows[judul]

BANYUWANGI - Dinas Pekerjaan Umum Pengairan (PU Pengairan) Banyuwangi membuktikan kontribusinya dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kabupaten tersebut melalui program padat karya. Sebanyak 360 Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dan masyarakat kurang mampu terlibat dalam inisiatif ini, berdasarkan Unit Gawat Darurat Kemiskinan (UGDK).

Menurut Kepala Bidang Bina Manfaat dan Kemitraan Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Donny Arsilo Sofyan, S.E, M.M, "Dari pekerjaan padat karya, harapannya ada data yang kita pakai untuk mengalokasikan orang yang dilibatkan dalam penanganan kemiskinan berdasarkan data UGDK. Untuk tahun 2023, dari 360 orang yang kita libatkan, ada 33 orang yang masuk dalam UGDK, dan program ini telah berjalan sejak tahun 2020."

Program padat karya di Dinas PU Pengairan melibatkan 11 Koordinator Sumberdaya Air (KORSDA) titik, dengan lokasi yang tersebar di beberapa tempat. Kegiatannya utamanya adalah normalisasi yang melibatkan masyarakat setempat, terutama HIPPA dan masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi.


Baca Juga : Kesiapan Menghadapi Hujan: Kolaborasi Aktif Warga dan DPU Pengairan Banyuwangi

Donny menjelaskan, "Data UGDK ini terdapat di masing-masing kecamatan, dan kami memilih yang terdekat dengan lokasi kegiatan. Jadi, kami langsung melibatkan masyarakat yang bisa bekerja, namun termasuk dalam kategori tidak mampu, berdasarkan data UGDK, HIPPA, dan masyarakat sekitar."

Proses pemberdayaan dalam program padat karya ini merupakan bagian integral dari upaya penanganan kemiskinan. "Sifatnya padat karya, dan pembayaran dilakukan tunai langsung ke rekening pribadi para pekerja. Satu lokasi kami berdayakan 30 orang untuk bekerja selama 2 minggu pelaksanaan kerja. Sehingga, dalam satu tahun, Dinas PU Pengairan berhasil memperkerjakan 360 orang dari masyarakat sekitar," tambah Donny.

Program padat karya ini tidak hanya menjadi manifestasi kepedulian, tetapi juga memberikan dampak langsung dan tepat sasaran bagi masyarakat yang kurang mampu, didukung oleh data UGDK yang ada. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana pemberdayaan masyarakat lokal dapat mengurangi tingkat kemiskinan secara signifikan.